Tadi malam 30 mei 2008, jam 23:00, di JakTV, saya menyaksikan sebuah acara Berbincang Jalan yang dibawakan oleh Riza Primadi. Menghadirkan Bintang Tamu seorang Ustadz dari Pondok Pesantren Raudhatul Thalibien, Rembang, yaitu KH. Ahmad Mustofa Bisri yang akrab di sapa GusMus. Acaranya sangat menarik dan mengambil lokasi di Ponpes, Rembang. Dalam hujan rintik-rintik Riza dan GusMus Bebincang dengan santai. Namun sayang acaranya hanya setengah jam saja. Tapi dari acara yang hanya setengah jam tersebut ada beberapa poin yang sempat saya catat di kronologger.
- Poin Pertama:Tentang Kyai atau Ustadz di jaman sekarang lebih banyak yang berpidato, daripada menulis sebuah karya, kitab atau buku. Menurut saya ini senada dengan apa yang ditulis oleh Muhammad Syafii Antonio di buku "Muhammad, The Super Leader Super Manager".
- Poin Kedua:Tentang aliran yang dianggap sesat. GusMus menganalogikan dengan seseorang yang ingin pergi dari Rembang ke Jakarta, tapi justru pergi ke arah Surabaya. Kemudian orang tersebut bertemu dengan kita, yang kita lakukan justru menempeleng orang tersebut. Dan mengatakan, "Kamu Sesat". Seharusnya kita bisa memberitahunya, bukan malah menempelengnya. Tentang hal ini silahkan baca artikel beliau, Yang Sesat dan Yang Ngamuk.
- Poin Ketiga:Tentang orang yang dianggap kafir. Gus Mus bercerita, bahwa beliau pernah di datangi seorang rekannya, yang bersemangat untuk memerangi orang kafir. Gus Mus mengatakan,"Untung Kanjeng Nabi bukan Sampeyan. Kalau Kanjeng Nabi seperti Sampeyan, kita semua tidak akan pernah masuk Islam". Kemudian lanjutnya,"Dulu yang beragama Islam cuma Nabi Muhammad seorang. Kalau waktu itu Kanjeng Nabi langsung memerangi orang kafir, maka Islam tidak akan tersebar sampai saat ini".
- Poin Keempat:Tentang Puisi. Beliau pernah di larang oleh seorang warga NU, agar tidak membacakan puisi. Akan tetapi setelah beliau tampil membacakan puisi, justru orang tersebut menyukai puisi dan bisa sebagai sarana dakwah.