Dari waktu ke waktu, ilmu pengetahuan semakin bisa menjawab berbagai pertanyaan besar yang selama ini mengganjal umat manusia. Salah satunya adalah pertanyaan tentang darimana dan dari apa manusia tercipta. Ilmu pengetahuan modern telah mengungkap bahwa tubuh kasar manusia tercipta dari pecahan bintang. Seperti diungkapkan oleh Carl Sagan.
"Nitrogen dalam DNA kita, kalsium di dalam geligi kita, besi di dalam darah kita, karbon di dalam pastel kita dibuat di dalam bintang yang sedang runtuh. Kita terbuat dari materi bintang".
Memang benar selama ini Allah telah memberikan informasi tentang asal usul manusia, akan tetapi informasi yang tercantum dalam Al Quran tersebut sangat singkat. Akibatnya ada sebagian orang yang kurang puas dan kemudian mendayagunakan akal pikirnya untuk menafsirkan informasi Al Quran tersebut. Mereka melakukan berbagai riset dan penelitian sehingga terciptalah berbagai disiplin ilmu dari ilmu biologi, fisika, kimia, psikologi sampai dengan ilmu astronomi. Semua ilmu tersebut muncul akibat rasa keingintahuan manusia untuk mengenal dirinya. Bukankah barangsiapa mengenal dirinya, maka dia akan mengenal Tuhannya?.
Rasa keingintahuan manusia terhadap dirinya memang menimbulkan berbagai pertanyaan. Menimbulkan misteri yang entah kapan terungkapkan. Dan rasa itu hanya berlaku bagi manusia, seekor kerbau tidak mungkin berpikir tentang dirinya, selain makan, minum, tidur lalu kemudian tiba-tiba mati. Itulah bedanya manusia dengan salah satu hewan, kerbau.
Lalu sesekali ketika malam hari, kita menyempatkan diri keluar rumah. Pada saat bulan tidak bersinar, marilah kita cari tempat yang nyaman untuk mengagumi keindahan jagat raya melalui langit malam yang dipenuhi dengan bintang.
Dengan menggunakan ilmu astronomi, kita akan tahu bahwa bintang yang sedang bersinar berkedip-kedip, yang sering kita nyanyikan lagunya waktu kecil adalah matahari yang sebenarnya mempunyai cahaya yang sama dengan matahari kita ini, atau bahkan banyak matahari yang memiliki ukuran dan cahaya yang lebih besar.
Akan tetapi, akibat jarak yang sangat jauh-bisa mencapai milyaran tahun cahaya, cahaya bintang tersebut hanya terlihat berkedip-kedip, mirip kunang-kunang di malam hari. Saking jauh jaraknya, dengan usia manusia normal, kita tidak mungkin bisa mencapainya. Umur kita tidak akan cukup. Saat ini Gusti Allah hanya mentakdirkan kita untuk memandang tanpa kita bisa mencapainya.
Mirip ketika kamu menyayangi seseorang yang sudah tidak mungkin bisa kamu miliki, kamu hanya bisa memandang tanpa bisa memiliki. Atau lebih parah lagi, kamu hanya bisa mengenang tanpa bisa bertemu. Itu sudah Takdir Allah.
Semakin kita merenungkan betapa maha luasnya keberadaan alam semesta dan jagat raya yang tak terbatas ini, kita akan semakin tahu bahwa diri kita di alam semesta ini sebenarnya "tidak terlalu istimewa". Kita hanya seperti sebutir debu dibandingkan seluruh debu yang ada di seluruh planet di ruang angkasa ini, bahkan mungkin lebih kecil.
Bahkan seandainya benar ada Alien yang melakukan patroli keliling di jagat raya, mereka tidak akan menemukan manusia, karena saking kecilnya keberadaannya di alam semesta ini.
Para alien hanya bisa melihat manusia dengan menggunakan kaca pembesar. Lalu di mata mereka akan tampaklah manusia dengan ukuran yang kecil sedang bergerak kesana-kemari. Mirip ketika kita melihat kuman dengan mikroskop, atau ketika kita melihat semut yang berjalan kesana kemari, seolah-olah tanpa tujuan.
Padahal sebenarnya manusia sedang melakukan berbagai aktivitas penting, bekerja, presentasi, makan, minum, tidur, bersekolah, berkumpul dengan keluarga. Ada juga yang sedang beribadah, melakukan kegiatan sosial. Tapi di mata para Alien yang sedang menggunakan kaca pembesar, manusia terlihat melakukan kegiatan yang sama, mondar-mandir tanpa tujuan.
Di pesawat ruang angkasa mereka, salah satu alien itu bilang kepada temannya.
"&^&^&^&3637481()0______(+++"
(bahasa alien yang artinya: makhluk apa itu bro, kecil amat?)
"&*&*&*&%^^HJYI&*^$()()_KKK".
("ane nggak tahu bro, tapi kata Optimus Prime mereka disebut manusia")
Lalu para alien itupun pergi mencari planet lain, mereka tidak tertarik dengan makhluk yang bernama manusia.
Yaa mungkin kita ini ibarat kuman atau virus, sangat kecil, tak menarik dan tak terlihat.
sumber gambar : http://www.facebook.com/pages/Astronomy-and-Astrophysics/133913376632647
Ads 970x90
Saturday, October 6, 2012
Manusia di Bumi Ibarat Kuman
Arif Rahmawan
Published
October 06, 2012
Related Posts
Subscribe to:
Post Comments (Atom)