Friday, February 2, 2018

Kumpulan Puisi tentang Bencana Banjir

Banjir merupakan musibah bagi manusia yang cukup merisaukan. Saat itu, air menggenang di berbagai tempat termasuk di rumah-rumah penduduk. Genangan tersebut bisa berlangsung selama berhari-hari.

Penghuni rumah harus mengungsi agar tidak terkena penyakit yang disebabkan genangan air kotor di dalam rumah.

Penyebab banjir bisa karena kerusakan alam, ulah manusia yang membuang sampah sembarangan atau karena bentang alam wilayah tersebut memang rawan banjir. Mudah-mudahan pemerintah bisa menangani permasalahan banjir dengan baik.

Di bawah ini merupakan kumpulan puisi tentang bencana banjir yang terjadi di Indonesia. Mudah-mudahan tidak berdampak serius bagi manusia.


Air Menggenang Di mana-mana


Lihatlah, air menggenang di mana-mana

di lapangan
di tempat ibadah
di sekolah
di halaman rumah
di ruang tamu
di dalam kamar
di dapur

dan tentu saja di sungai


Saat Air Sungai Meluap


Hujan deras mengguyur kota Jakarta
Permukaan air sungai yang hitam legam
perlahan-lahan mulai naik
mengangkat semua sampah di atasnya

Saat hujan bertambah deras
sungai sudah tidak mampu menampung air lagi

airnya mulai meluap ke pinggir sungai
lalu meluber ke rumah-rumah di sekitarnya
hingga ke jalan raya

Akhirnya semua tempat tergenang air
semua tempat menjadi basah
oleh banjir

Desember yang Tergenang


Mendung menyelimuti kota
dan desa
menghalangi cahaya mentari

sesaat kemudian
rinai hujan
berjatuhan tak terkendali dari langit
begitu saja

menghadirkan bunyi gemuruh
disertai petir menggelegar
lalu
listrik pun padam

Belum ada tanda hujan kan berhenti
sementara permukaan sungai
semakin meninggi
meluap ke sekelilingnya
meluap ke jalanan

Oh Namun hujan tak jua reda
sementara genangan air
di jalanan
semakin meninggi
meluap menggenangi ruang tamu
dan seisi rumah

Oh namun hujan tak jua reda
beberapa jembatan tak kuat
menahan laju air bah..

Oh semoga hujan segera reda
mengurangi genangan di bulan desember


Kala Air Banjir Tak Kunjung Surut


Hujan deras menyebabkan banjir
hingga menenggelamkan
sebagian rumah

Kasur, sudah dipindah ke atas lemari
arsip penting juga sudah dipindah ke tempat yang aman

Airnya menggenang selama berhari-hari
Kami tidak bisa lagi tinggal lebih lama bersama
Banjir

Kami semua harus mengungsi
Ke tempat yang lebih landai

Banjir menyebabkan penderitaan


Derita Pengungsi Banjir


Bencana banjir memang datang tak pandang bulu
Langit yang terus saja mengguyur bumi
Terakumulasi menjadi air banjir

Berhari-hari dilanda banjir
manusia harus mengungsi

Jangan sampai saudara tinggal di pengungsian
Berdesak-desakan di dalam stadiun
Atau tinggal di dalam tenda-tenda

Tidak bisa berbuat apa-apa
Makan hanya mengharapkan bantuan
Terkadang hanya makan mi instan
Atau nasi yang agak-agak basi

Sungguh cara hidup yang tidak menyenangkan
Diusir banjir ke tempat pengungsian


Banjir Bandang Tak Kenal Ampun

Banjir bandang melanda kota besar itu
Jalan raya yang beraspal hitam
Mendadak berubah laksana sungai


Banjir bandang itu sungguh dahsyat
Mobil minibus yang sedang parkir
Di jalan raya
Diceburkannya ke sungai

Apalagi cuma sepeda motor
Dan benda-benda kecil di atasnya

Banjir bandang datang tak diundang
Ia hanya tahu hukum alam
Bahwa air harus mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah

Ia tak peduli ada mobil atau
Rumah mewah
Yang jelas
Ia harus lewat dengan segera

Itulah banjir bandang

Semoga Tidak Ada Lagi Banjir di Jakarta

Ibukota Jakarta sebagai bagian penting dari Indonesia
Memiliki masalah berat yang tak kunjung usai
Banjir

Konon, sudah sejak zaman Belanda
Kota Batavia sudah menjadi langganan banjir

Ada yang bilang penyebanya karena letak Jakarta
Di pinggir laut
Ada juga yang bilang karena banyaknya gedung beton
Dengan pondasi yang menghunjam bumi
Menyebabkan air sudah tidak mampu meresap ke dalam tanah

Semua itu mungkin benar adanya
Namun saat sungai banjir
Sampah bergulung-gulung terbawa arus

Mungkinkah kita bisa mengurangi banjir dengan tidak membuang sampah sembarangan ?
Agar tidak ada banjir lagi di Jakarta